Feb 19, 2013

Diary Rasta


Kukira aku sudah menemukan tambatan hatiku. Gadis bermata belo dengan keceriaan disetiap nada bicaranya itu, kukira dialah cinta terakhirku.


Tetapi aku salah.

Gadis bermata sayu itu mengacaukan segalanya. Gadis yang saat aku ajak bicara hanya tersenyum itu, menciptakan ruang sendiri dihatiku, atau memang sejak awal ruang itu ada, tetapi aku tidak menyadarinya.

Bibir tebalnya sangat mirip dengan kekasihku, tetapi tidak dengan matanya. Mata itu tidak pernah memancarkan keceriaan, tapi aku tau satu hal, mata sayu itu menyukaiku, meskipun disetiap mata kami bertemu dia selalu berpaling.

Aku sudah berusaha keras agar ruang yang tercipta oleh gadis bermata sayu itu, tertutup. Tetapi apa dayaku.

Setiap kali aku melihat senyum malu-malu milik gadis itu, seakan itu teriakan darinya, agar aku segera merengkuhnya. Setiap kali aku menatap mata itu, seakan dia memohon agar kuhadir dalam hidupnya.

Dan aku pun tak sanggup menolak, saat tangan mungilnya dengan suka rela menggenggam tanganku, meskipun kita sama-sama tau, aku sudah ada yang memiliki.

"Isilah cela waktumu dengan aku, saat kekasihmu tak sanggup mengisinya,"tuturnya.

#Rasta

2 Comments:

Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)

Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^

Banner IDwebhost