Oct 26, 2013

Cinta dalam tinta

Cinta
Cinta itu serumit rambut kusut dan sesederhana kaus oblong hitamku.
Kaus hitam oblos, celana jeans, dan jaket bertudung. Sesederhana itu.
Dan terlalu rumit untuk mengurai rambut yang kusut.

Dan percayakah cinta itu seperti pulpen?
Aku merasakannya. Waktu itu, aku pergi ke toko buku di Mojokerto (tempat kelahiranku), jalan-jalan tentu saja. Dan aku melihat sekumpulan pulpen di sana. Aku mengambil satu mencobanya dan kubawa pulang.
Dan aku mulai menulis dengan pulpen tersebut dan merasa wow.... pulpen ini bagus! Murah dan enak di pakai! Membuat aku jatuh cinta!

Saat engkau dengan mudahnya menggoreskan tinta membentuk kata 'cinta' kamu akan terus menulisnya hingga tinta itu habis.

Aku sedih.

Karena saat aku datang ke toko buku itu lagi, untuk membeli pulpen yang sama aku tidak menemukannya.
Kalian tahu? Setiap pulpen memiliki cara menulis dan cara menggoreskan tintanya. Dan itu tidak akan kalian dapat dari pulpen baru yang kalian bawa pulang.

Setiap pulpen memiliki cerita sendiri dalam merangkai kata, dalam menjabarkan makna.

Dan pertanyaannya sekarang, di mana aku bisa mendapatkan pulpen lagi sepertimu?
*Frustasi


Salam cium,
Wulan

0 Comments:

Post a Comment

Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)

Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^

Banner IDwebhost