![]() |
Sumber foto: koleksi Zayd ustman |
Akulah si penggila malam
Menghabiskan seluruh waktunya di malam hari
Bercumbu dengan dunia malam dan bersembunyi dari dunia terang
Akulah si pecumbu malam
Bercinta dengan kunang-kunang dan kelelawar
Mengabadikan pagi dalam tangkupan mata
Akulah si pecinta gelap
Bercengkraman dengan angin malam
Bulan dan bintang saling bersahut
Jangan hiraukan suaraku yang lirih
berusaha untuk tak terdengar manusia yang terlelap
Biarkanlah aku begini,
karnaku sedang bersembunyi dari wajah-wajah lelah orang berdasi dan berhak tinggi
Aku tak ingin seperti mereka
Yang membenci rutinitas terang dan mengatakan mencintai malam lantas matanya tertutup
Akan kulakukan apapun agar kutetap terjaga
karna akulah si penggila malam
Wulan sari,
Surabaya 09 November 2013
18:57
Menghabiskan seluruh waktunya di malam hari
Bercumbu dengan dunia malam dan bersembunyi dari dunia terang
Akulah si pecumbu malam
Bercinta dengan kunang-kunang dan kelelawar
Mengabadikan pagi dalam tangkupan mata
Akulah si pecinta gelap
Bercengkraman dengan angin malam
Bulan dan bintang saling bersahut
Jangan hiraukan suaraku yang lirih
berusaha untuk tak terdengar manusia yang terlelap
Biarkanlah aku begini,
karnaku sedang bersembunyi dari wajah-wajah lelah orang berdasi dan berhak tinggi
Aku tak ingin seperti mereka
Yang membenci rutinitas terang dan mengatakan mencintai malam lantas matanya tertutup
Akan kulakukan apapun agar kutetap terjaga
karna akulah si penggila malam
Wulan sari,
Surabaya 09 November 2013
18:57
Oke tema #30haringeblog hari ini adalah: Sebutkan segala
keinginanmu sebelum meninggal!
Tema yang sedikit "horor
Jadi, sekarang anggap saja saya mengidap penyakit yang
"mengharuskan" saya meninggal dalam waktu dekat. (mari membayangkan)
Oh, tidak! Saya pasti sedih. Nggak punya semangat hidup lagi (padahal emang mau
meninggal, hihi), setiap hari pastinya saya menangis dan mengatakan Tuhan tidak
adil.
Oke. Anggap saja saya sudah melewati masa-masa terpuruk saya
yang tidak menerima kenyataan. Anggap saja sekarang saya sudah menerima itu
semua dan memiliki semangat untuk "melanjutkan hidup" yang sebentar
ini.
Dan saya akan memiliki beberapa keinginan sebelum saya
bertemu bidadari surga (semua orang pasti ingin masuk surga :D ):
1. Yang jelas saya ingin hidup. Tentu saja setiap orang yang
mengetahui umurnya tidak lama lagi, akan ingin hidup lebih lama lagi.
Semisalnya dia sakit, dia pastinya ingin sembuh. Meskipun itu hal yang
mustahil. Tetapi, sebuah keinginan se-mustahil apapun itu, sah-sah saja, kan?
2. Ingin di cintai.
Seringkali, saya
menonton sebuah film tentang seseorang yang memiliki penyakit dan akan segera
meninggal selalu saja ada seseorang yang mencintai dia apapun keadaannya. Entah
dari keluarga, kekasih, teman. Tentu saja keinginan ini juga dimiliki oleh manusia
pada umumnya.
3. Saya ingin memiliki "Novel" dengan nama
"Wulan Sari" di sampulnya.
Yeahh, ini adalah
keinginan saya. Entah umur saya panjang atau pendek ini akan tetap menjadi
keinginan saya.
Saya tidak bisa menyebutkan satu-persatu, karena saya
memiliki banya keinginan. Saya sebenarnya tidak peduli umur saya panjang atau
pendek karena itu tidak akan mempengaruhi keinginan dan impian-impian saya.
Semua keinginan dan impian saya akan tetap sama meskipun besok saya akan
meninggal.
Karena saya akan tetap menjadi saya. Meskipun Tuhan akan
memanggil saya esok hari ataupun berpuluh-puluh tahun kemudian.
Sekian,
Salam sayang dan cintah!
Wulan sari :D
Oke. Tema hari ini: Apa ketakutan terbesarmu?
Ada beberapa hal yang saya takuti.
Dan ketakutan terbesarku adalah:
Saya takut dibenci dan salah. Mungkin kita sebagai manusia memiliki perasaan tersebut wajar, tetapi dua hal ini sangat mempengaruhi hidup saya.
Saya melakukan sesuatu pasti dengan berpikir matang-matang dan lama. Itu saya lakukan agar nantinya saya tidak salah dan pada akhirnya dibenci. Cara saya bicara, bertingkah laku.
Terkadang saya sudah takut duluan sebelum "berperang" sehingga membuat saya kurang "berkembang".
Saya selalu berpikir bagaimana cara terlihat sempurna tanpa cela. Meskipun, saya sadar tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tetapi, hal tersebut selalu saya lakukan. Saya selalu berpikir "bagaimana kalau..."
Ya, pikiran-pikiran negatif selalu memenuhi otak saya.
*kenapa jadi curhat ya? xoxo
Oke. Sampai di sini saja ya :D hihi
Kapan terakhir kali mengirim surat? Hmmm, kapan , ya?
Kalau surat yang di maksud di sini adalah surat untuk sebuah majalah tentu terakhir kali saya mengirim saat SMA kelas 3. Saya sudah sering mengirim karya-karya saya di majalah lokal, meskipun tidak semua karya saya di muat :))
Dan jika, surat yang dimaksud di sini adalah surat yang mendapat balasan, tentu saja saya akan menyebutkan sebuah surat yang saya tujukan untuk band kesukaan saya, yaitu Sheilaon7. Saat itu saya masih SMP. Saya sangat senang sekali saat itu, tentu saja selain saya mendapatkan balasan dari manajemen band favorit, tetapi juga karena itu pertama kalinya saya menerima surat balasan. Padahal pada awalnya Bapak mengejek saya, karena tidak mungkin surat itu akan terbalas.
Saya juga pernah mengirim sebuah surat untuk teman pena saya, tetapi justru surat itu kembali lagi kepada saya lantaran alamat yang saya tulis kurang lengkap.
Saya merindukan menulis surat dan menempelkan perangko di sudut amplop cokelat yang sering saya lakukan di masa SMA.
Saya benar-benar merindukan saat-saat itu :')
Kalau surat yang di maksud di sini adalah surat untuk sebuah majalah tentu terakhir kali saya mengirim saat SMA kelas 3. Saya sudah sering mengirim karya-karya saya di majalah lokal, meskipun tidak semua karya saya di muat :))
Dan jika, surat yang dimaksud di sini adalah surat yang mendapat balasan, tentu saja saya akan menyebutkan sebuah surat yang saya tujukan untuk band kesukaan saya, yaitu Sheilaon7. Saat itu saya masih SMP. Saya sangat senang sekali saat itu, tentu saja selain saya mendapatkan balasan dari manajemen band favorit, tetapi juga karena itu pertama kalinya saya menerima surat balasan. Padahal pada awalnya Bapak mengejek saya, karena tidak mungkin surat itu akan terbalas.
Saya juga pernah mengirim sebuah surat untuk teman pena saya, tetapi justru surat itu kembali lagi kepada saya lantaran alamat yang saya tulis kurang lengkap.
Saya merindukan menulis surat dan menempelkan perangko di sudut amplop cokelat yang sering saya lakukan di masa SMA.
Saya benar-benar merindukan saat-saat itu :')
Kubiarkan langit mengabu di ufuk
barat. Disertai guratan merah jingga dengan bulatan keemasan. Kicauan burung
kian menjauh dari telinga menyisakan suara jangkrik saling bersautan.
Senja
masih sama. Aku dan kamu pun masih sama. Duduk berdua dalam satu ruangan dengan
bau alkohol dan nikotin memenuhi rongga hidung. Hal yang selalu kita lakukan
dikala senja menyapa yang tak pernah terlewatkan seharipun.
Kamu
tertidur dengan posisi tengkurap. Begitu polos tanpa beban. Seakan duniamu
baik-baik saja meskipun pada kenyataannya kamu sedang menelan pil kehidupan
secara bulat-bulat. Aku tahu itu, meskipun kamu tidak pernah menceritakannya.
Karena
aku juga melakukan hal yang sama.
Sejak
aku melihatmu di kafe sore itu, dengan wajah kuyuh dan sebotol chivas tergeletak di meja. Aku tahu kamu
sedang ada masalah. Meskipun pada akhirnya kamu berdalih bahwa minuman itu
hanya sebagai perayaan temanmu yang naik pangkat. Aku tahu kamu berbohong.
Karena mata itu sama persis seperti mata yang kulihat di cermin rumahku setiap
hari.
Cinta monyet.
Bukan cinta antara monyet-monyet , ya. Cinta monyet adalah sebuah istilah untuk kita yang merasakan yang disebut "cinta" saat kita masih belum "matang" untuk merasakan perasaan tersebut.
Dan cinta monyetku terjadi saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar. xoxoxo
Masih ingatkah dengan film meteor garden? Cinta antara Tao Ming Tse dan Shan chai. Shanchai yang membenci A-tse lantaran dia adalah pria paling bandel dan menyebalkan di kampusnya. Dan apakah hubungan cinta monyetku dengan kisah mereka?
Aku saat itu masih mudah terpengaruh dengan kisah cinta di novel maupun di adegan sebuah film (sebenarnya sekarangpun masih! :) ) menginginkan punya seorang kekasih seperti Tao Ming Tse. Dan saat itu, aku berpikir siapakah pria di kelasku (saat itu aku kelas 6 SD) yang paling bandel dan menyebalkan. Dan aku bergidik ngeri saat menyadari pria itu adalah Onya (nama panggilan dia) karena dia tidak naik kelas sehingga menjadi satu kelas denganku dan dia memang benar-benar bandel :( .
Onya dan aku satu kampung, suatu hari aku bertemu dengannya secara tidak sengaja. Kami saling bertatap muka lamaaaa sekali. Dan anehnya, dia jadi dipikiranku terus menerus.
"Kenapa aku jadi seperti ini?"batinku, saat tersadar dari lamunanku. Saat itu aku sedang di rumah Tanteku yang tidak jauh dari rumah juga. Dan saat pulang kerumah aku bertemu Onya lagi :)).
Semakin hari aku semakin sering bertemu dengannya dan tentu saja masih saling bertatap muka. Entah apa yang dipikirannya aku tidak tahu. Yang jelas aku ingin terus bertemu dengannya.
Dan untuk pertama kalinya aku bisa merasakan bagaimana rasanya cemburu. Saat Onya bercanda dengan teman-teman perempuan sekelas, seakan ada jarum yang menusuk-nusuk di dada, karena Onya tipikal pria yang susah untuk dekat dengan perempuan.
Apakah ini yang disebut cinta?
Haha...
Saat itu terlalu polos untuk disebut cinta. Dan anehnya, perasaan itu tetap bertahan hingga aku menginjak kelas 2 SMP. Mengherankan, bukan?
Oke. Cukup sekian tentang cinta monyetku yang bergelantungan diangkasa bersama burung-burung dan pesawat terbang :))
See you :)