Sep 10, 2025

Cara Tetap Kreatif Menulis di Tengah Kesibukan sebagai Ibu




Cara Tetap Kreatif Menulis di Tengah Kesibukan sebagai Ibu Setelah melahirkan - bahkan ketika hamil - saya belajar mencuri waktu. Ketika hamil, hal paling yang saya rasakan adalah tubuh mudah sekali lelah. Belum lagi, saya harus menghadapi mual-mual hingga muntah ada darahnya dan asam lambung. Dari hal-hal yang saya rasakan itu, saya kesulitan berkonsentrasi untuk menulis. Bahkan, duduk tidak sampai satu jam sudah tidak tahan lelahnya.

Ketika sudah melahirkan, memang badan lebih sehat tapi waktu tidak bisa diprediksi. Sebab, Arunika kerapkali bangun ketika saya baru menyeduh kopi. Ada waktu-waktu di mana saya bisa bersantai dan menulis tetapi tetap saja sesekali kepala saya akan menengok ke arah Arunika yang sedang tidur. Memang, inilah harga yang harus saya bayar ketika saya memutuskan memiliki seorang anak. Tidak apa-apa karena hal ini hanya mengenai waktu.

Bagaimana saya bisa tetap kreatif menulis di tengah kesibukan sebagai ibu baru?

Menunggu anak tidur.

Jangan katakan menunggu anak bersama ayahnya, neneknya, atau siapa pun itu. Tidak akan bisa. Maka, waktu paling tepat adalah ketika anak sedang tidur.

Tetap Kreatif Menulis 


1 | Support dari Pasangan


Terpenting, nih. Kamu harus punya pasangan yang support. Tahu kalau kamu butuh waktu untuk diri sendiri, bukan sekadar ke salon saja. Tapi, benar-benar kegiatan ketika kamu masih single. Apabila ketika kamu masih single dan belum punya anak sukanya jalan-jalan ke mal, lalu ketika sudah ada anak disuruhnya ke salon, ya, tidak bisa. Kamu harus tetap melakukan apa yang kamu suka!

Kalau saya pribadi, saya suka menulis sendirian di kafe. Maka, itulah yang saya lakukan ketika mendapatkan kesempatan alias izin dari suami. Selain support dari pasangan, kamu sendiri juga harus percaya sama pasangan. Jangan menolak ketika suami menawarkan diri menjaga anak dan membiarkanmu keluar untuk bersenang-senang.

Dan ya, jangan merasa bersalah. Kamu juga butuh waktu untuk diri sendiri!

2 | Tutup Mata Dengan Cucian Kotor, Pakaian Kusut, dan Cucian Numpuk


Ada saatnya kita menutup mata dengan cucian kotor dan pakaian kusut. Yap. Saya dan suami memutuskan untuk menggunakan jasa laundry setiap minggu. Kami menghabiskan dana 20 ribu untuk per minggu, itu berarti sekitar 80-100 ribu sebulan untuk cucian kotor. Bagi kami, itu dana yang sepadan agar tidak perlu repot-repot mencuci baju. Selain itu, kasus kami memutuskan pakai jasa laundry karena rumah kami kecil, belum ada tempat untuk menjemur. 

Untuk setrika, kami hanya menyetrika baju-baju “urgent”. Seperti baju kerja suami, baju untuk keluar rumah. Untuk baju-baju harian, kami tidak menyetrikanya. Tentunya, kami setrika sendiri ketika akan dibutuhkan. 

Apa saya tidak mencuci baju sama sekali? Masih! Hanya beberapa saja, tidak setiap hari juga. Untuk baju anak, tetap dicuci sendiri.

3 | Makan dan Minum Kesukaan


Setelah melahirkan, banyak larangan dari mitos-mitos zaman dulu. Katanya, jangan makan ini, jangan makan itu. Padahal, sebagian besar hanya mitos, sisanya karena kondisi setiap anak berbeda-beda. Maka, lebih baik observasi sendiri saja, daripada mendengarkan omongan orang lain yang belum tentu benar.

Ada yang bilang, ibu menyusui dilarang minum kopi, nanti anak rewel. Ini tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Kita bisa tahu, apakah anak rewel atau tidak setelah minum kopi dengan mencobanya sendiri. Sejauh ini, anak saya Alhamdulillah baik-baik saja meski saya minum kopi setiap hari. Kuncinya apa? Minum sewajarnya, jangan terlalu banyak.

Begitu pula dengan makanan pedas. Jangan terlalu pedas, jadi sewarjanya saja. InshaAllah tidak akan berpengaruh.

Dengan makan dan minum kesukaan, ini akan menambah mood dan tenaga untuk menulis. Sehingga, saya bisa tetap produktif meski waktu yang dimiliki tidak banyak.

4 | Aktif Mencari Ide Menulis dan Konten


Kamu juga bisa mencari ide menulis dan konten sambil menyusui loh. Biasanya saya menggunakan ponsel untuk mencari informasi, ide, dan menulis. Yap, saya memiliki kemampuan baru dalam menulis! Saya bisa menulis sambil menyusui pakai ponsel.

Arunika ikut ibuk zoom

Kita tidak akan pernah tahu kemampuan yang kita miliki seperti apa, sebelum kita menjalaninya dan melakukannya.

Itu dia cara saya tetap kreatif dan produktif dalam menulis meskipun sudah menjadi ibu. Semoga, kamu juga bisa melakukannya! Meski berat ~

0 Comments:

Post a Comment

Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)

Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^