May 24, 2025

Apa yang Berubah Sejak Kehadiran Arunika?



Apa yang Berubah Sejak Kehadiran Arunika?Tentu, banyak hal yang berubah sejak kehadiran Aruna - nama kecil dari Arunika. Seorang anak yang hadir setelah satu bulan pernikahan kami. Seorang anak yang diam-diam kami harapkan kehadirannya meskipun saya tidak berharap banyak.

Saya punya alasan kenapa saya tidak terburu-buru menginginkan anak. Bukan karena saya belum siap mental atau finansial melainkan karena sebelum menikah siklus menstruasi saya berantakan. Tidak teratur. Bahkan, seringnya sebulan penuh tidak haid. Saya ikhlas kalau Allah hadirkan anak lebih lambat. Nyatanya, Allah menghadirkan Aruna lebih cepat daripada perkiraan.

Alhamdulillah.

Oke.

Apa yang berubah sejak kehadiran Arunika - anakku?


1 | Jelas, Badan Berubah


Hal yang paling terlihat adalah badan saya berubah. Sebelum menikah berat badan 60 kg, kemudian naik menjadi 65 kg ketika ketahuan hamil. Menjelang persalinan berat badan 78 kg, kemudian Aruna lahir, berat badan jadi 68-69 kg. Tentunya meskipun sudah turun cukup banyak, tetap saja saya terlihat bundar dengan tinggi badan 153cm.

Bisa dibayangkan bagaimana bentuk tubuh saya. Sudah pasti saya insecure dengan hal ini. Kalau saja bukan karena habis melahirkan, mungkin saya membenci diri sendiri. Saya berharap berat badan segera turun, karena dengan berat seperti sekarang lumayan membuat saya ngos-ngosan.

2 | Mencuri Waktu


Meskipun saya masih tinggal bersama orang tua, tetap saja untuk melakukan kegiatan seperti menulis dan lainnya, saya harus mencuri waktu. Tentu ketika Aruna sudah tidur, saya baru bisa menulis. Sudah jelas, konsentrasi saya tidak bisa seperti sebelumnya. Aruna seringkali bergerak-gerak ketika tidur, lalu tak lama terbangun minta minum susu.

Orang lain melihat saya tidak bekerja, hanya di rumah saja. Nyatanya, menjadi ibu rumah tangga itu tidak mudah. Apalagi kalau kami bekerja dari rumah.

Setelah pindah ke rumah sendiri nanti, saya yakin, saya akan semakin membutuhkan banyak waktu untuk beberes rumah dan menulis. Ya, semoga saya bisa mengatur waktu, biar tidak burnout.

3 | Merindukan Waktu Berdua dengan Suami


Kegiatan saya dengan suami dari sebelum menikah adalah ke kafe bawa laptop. Terkadang, ke warung makan berdua sambil mengobrol. Kegiatan itu sekarang sudah tidak bisa kami lakukan, tentu saja karena ada Aruna. Mengajak Aruna pun belum bisa kami lakukan karena masih khawatir soal ini itu. Ditambah lagi, kami masih orang tua baru yang belum tahu apa-apa mengenai bayi. Maka, amannya, kami tidak ke mana-mana.

Beberapa waktu lalu, kami sempat keluar rumah. Hanya tiga jam. Tapi, rasanya tidak bisa tenang karena Aruna di rumah meskipun diajak sama ibu saya.

Semoga ketika Aruna agak besar, kami bisa membawanya nongkrong meskipun saya tahu rasanya akan tetap berbeda.

Bagaimana lagi? Kami sudah ada anak.

4 | Prioritas Berubah


Sudah pasti, prioritas berubah. Bahkan, sebelum Aruna lahir, prioritas saya berubah. Sekarang, mikirnya bagaimana kalau Aruna jadi A, kalau saya melakukan B? Hal-hal semacam ini membuat saya cemas. Maka, apa pun itu, saya memprioritaskan Aruna. Istilah mudahnya, nggak boleh egois.

5 | Merasa Kehilangan Diri Sendiri


Karena sekarang sudah punya suami dan anak, kehidupan saya sudah tidak tentang diri sendiri. Tapi, sudah mulai mengenai suami dan anak. Kepentingan mereka harus sama pentingnya dengan kepentingan sendiri. Terkadang, saya harus menekan keinginan sendiri demi anak. Maka, saya merasa kehilangan diri sendiri. Ditambah lagi, saya sudah tidak sebebas dulu.

Saya berharap beberapa waktu nanti, saya bisa kembali menemukan diri sendiri. Tentunya, dengan karakter yang baru.

Kalau kamu, bagaimana?

0 Comments:

Post a Comment

Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)

Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^